Senin, 12 Juni 2017

Dunia per- ASI - an " el's daily milk"


Banyak belajar setelah kelahiran el, terutama ttg untuk tidak khawatir, pas hamil el, takut banget g bs kasi ASI k el, secara usia kandungan 7 bulan yg lain ud rembes rembes, punyaku g kekuar sama sekali...

Sejak usia kandungan 5 bulan, uda sering dipijat sendiri dengan VCO dan dibersihkan, lalu di tumpang tangan, dalam nama Yesus, kalian cukup bahkan berlebih memberi makan el.. Kenyataan nya sampai usia kandungan 9 bulan, g ada sedikitpun ASI rembes... Khawatir, iya banget..
Baca internet malah tambah galau, mulai banyak tau ttg kasus seputaran susu menyusui, yg susu baru keluar 3 hari stlh melahirkan, ada yg g keluar, ada yg puting mendelep.. Tapi ya sudah cuma trs setiap malam tumpang tangan di dada trus bilang dalam nama Yesus kalian cukup bahkan lebih untuk el..

Setelah melahirkan secara normal, bidan langsung tanya, ASI nya keluar g? Langsung pencet puting, dan puji Tuhan ASI langsung keluar.. Bening seperti kekuningan gt.. Baru hari ke 4 mulai berubah putih..

Sampai hari ini, usia el udah 4 bulan, melalui banyak hal, nenen kenceng, muncrat muncrat, basah kuyub bangun tidur, rembes padahal ud pake pad, el uda kenyang dan bobok padahal nenen masi kenceng, banyak hal, namun sekalipun rasanya sering g nyaman tp bersyukur, bahwa kebutuhan el terpenuhi, bahkan sekarang el bisa berbagi lewat donor ASI.. 
Lalu sekarang el sudah punya saudara susu..

Sampai hari ini masih sering tumpang tangan, dan terus berdoa untuk makanan el, bukan hanya makanan kami yg didoain.. Kami terus percaya bahwa buat el cukup bahkan lebih..

God is good all the time...

Senin, 22 Mei 2017

saya adalah ITP survivor


Sudah 6 tahun usia foto ini, ya... Tahun 2011, saya mengalami penyakit ITP, yang menurut doker merupakan penyakit langka...

Setelah wisuda S2 ku, aku merasa ada benjolan dibelakang telinga yang menyebabkan demam, dan susah menelan, tidak lama aku memeriksakannya ke apotek deket rumah, katanya cuma gondong biasanya anak kecil yg ngalamin, diberikan antibiotik, selang 3 hari demam turun, dan karena memang badan sudah agak enakan, aku pergi ke galeria mal untuk makan siang bersama sama teman S2, beramai ramai bersama sama... Masih ingat saat makan lalu ifon, teman dekatku bertanya, "lus itu kenapa?" Sambil nunjuk lenganku, langsung aku lihat itu lengan ada bercak merah rapet rapet membentuk bercak besar, ak cerita kalo kemaren ke dokter deket rumah d kasi antibiotik, kesimpulan kami mungkin alergi antibiotik, sampai di rumah akhirnya sorenya pergi ke dokter edy, melihat bercak merah ini, dokter menyarankan untuk cek lab 3 hari lagi, bahkan diberi surat rujuk untuk k lab pantirapih..

Keeesokan paginya ak bangun seperti biasa, begitu keluar kamar, adik paling kecil tasya bingung ngeliat mukaku, ak tanya, "kenapa tas?" Dia bilang, " mbak kok mulutnya berdarah?" Sontak waktu itu ak ke kaca, darah mengalir dari gusi... Panik? Engga... Adik saya yg panik, lgsg nganter ke rumah sakit dan nelpon mami papi yg posisinya masi di klaten waktu itu.. Mami papi langsung ke jogja, janjian ketemu di dokter edy... Dari ruangan dokter edy di suruh labgsung cek lab, aku sih tenang aja krn g ngerasain sakit dama sekali, sambil nunggu hasil lab kami ( mami, papi, tasya) makan di sekitaran panti rapih, g lama telpon mami bunyi, pas d angkat ternyata dari RS suru lgsg mondok, krn trombosit tinggal 3000, well kami kembali ke ruangan dokter edy, suster membawa kursi roda, aku g mau naik krn merasa masih sehat dan bisa jalan.. Selama di ruang tunggu mulai dipasang infus dll.. Masuk ke kamar rawat... Setiap hari, setiap pagi subuh suster suster datang untuk ambil darah, sampai tangan biru biru bekas suntikan ambil darah... Hari ke 7 belum ada kenaikan trombosit.. Mami dengan cekatan membawakan air rebusan daun ubi jalar, setiaaaaap saat minum itu, papi setiap pulang dari perginya pulang pasti bawa angkak... Semua diminum, obat disuntikan ke infus dan obat minum dikasi 3x sehari, akhirnya dokter ahli darah juga ikut dalam pengobatan, entah siapa namanya, lupa.. Kalau dokter edy inget krn berkali kali ke dokter ini.. Karena blm ada peningkatan, akhirnya dokter memberi gamaras, 3 ampul, dan minta papi ke PMI untuk membeli donor trombosit... Waktu itu ak merasa bener bener uda siap kalo dipanggil pulang Tuhan saat itu,tapi melihat papi yg lelah, mau ambil kunci mobil malah bawa poto wisuda aku.. Jd g siap lg,blm siapnya krn blm siap ninggalin org8 terkasih.. Setelah itu pengecekan berlanjut, sampai hari ke 9 tidak ada perubahan, masih tetap rendah trombositnya..biasanya di kasus sebelumnya dikasi gamaras penderita lgsg naik trombositnya hari itu jg, Akhirnya dokter bilang, kalo bsk siang belum naik terpaksa kita ambil sumsum tulang belakang, krn kalo dari situ semua bisa keliatan... Takut, iyaaaa.. Takut banget karena katanya org org itu sakitnya minta ampun... Akhirnya ak berdoa, " Bapa, ak g mau di ambil sumsum tulang belakang, kalo memang hrs pulang gpp asal g kerasa sakit,ak tau masih banyak hal yg bisa ak lakuin disini, aku g mau ulangtahun di rumah sakit, kalo mmg aku masi dikasi waktu besok trombositku naik dalam nama Yesus!!"
Hari ke 10, cek rutin trombosit tiap pagi, kalau tidak naik, siang akan di jadwalkan ambil sumsum tulang belakang, jam 6 diambil darah, jam 10 hasil keluar, trombosit mulai naik, menjadi 20.000, tidak jadi ambil sumsum tulang belakang, tapi tetap ada obat dan cek rutin, makin hari trombosit makin naik, sampai hari ke 12 tepat tanggal 23 mei 2011, sehari sebelum ulang tahunku, aku diperbolekan pulang dr RS krn trombosit ud 150.000 dan diberi surat untuk rawat jalan.
Sepulangnya di RS, ak bahkan sempat merasakan tidak bisa jalan, kaki bengkak sebelah, otot panggul tidak bekerja baik, benar benar g bs jalan, dan mikir ya ampun, dl jalan aj g mikir skrg kok g bisa sambil nangis, tapi beberapa kalinlatihan jalan akhirnya bisa jalan juga akhirnya. 
Seminggu sekali ak harus ttp cek darah, dan ada 3 macam obat yg harus diminum yg menyebabkan jantung berdebar kencang dan fullmoon face, setiap minggu kontrol ke dokter ahli darah, sekali kontrol menghabiskan sekitar 800rb smp 1jt.. 
Dokter bilang, saya akan trnkan dosis pelan pelan, tapi seumur hidup kamu akan terus minum obat.. Betapa sedih waktu itu dgrnya, ak lgsg ngadu sama Bapa, ak bilang, " Tuhan g pernah setengah setengah kan ya... Artinya ak uda sembuh total, ak g mau minum obat lg, kalo dg g minum obat mati ya wes wayahnya.. Ak cuma minta Tuhan yg buat mami setuju ak stop obat ini.." 
Bsknya ak blgg mami kalo ak mo stop obat krn g kuat jantung degdeg an.. Dalam nama Tuhan Yesus g ada apa apa pasti, ak mulai berhenti minum obat dan cek darah di prahita, wah g turun trimbositnya, masih 165.000an, dari seminggu sekali cek darah lengkap, jd 2 mggu sekali, lalu sebulan sekali, lalu 2 bulan sekali, lalu sampe sekarang, sembuh total.. Bahwa ya, Tuhan nyembuhin g pernah setengah setengah.. Dan katena kebaikanNya, aku adalah ITP survival, sekarang.

Sabtu, 04 Maret 2017

Kelahiran si buah hati - Graciello Maleakhi Sabandar

Tanggal 7 februari 2017, rasa sakit menjalar sampai ke pinggang, seharian terasa datang dan pergi terus menerus, suami memutuskan untuk mau ambil dayoff tapi karena belum ada bercak darah akhirnya ak bilang suami, ngantor aja, gpp nanti ada apa apa tak telp.. Makin sore rasa sakit makin menjadi jadi, akhirnya memutuskan untuk menghubungi suami, untuk pergi ke bidan dekat rumah, jam set 6 sore berangkat ke bidan, untuk cek karena sakitnya tidak menyenangkan, seelah di cek, tidak belum ada pembukaan dan kepala el masih sangat jauh, akhirnya kami pulang memutuskan untuk makan dan tidur, namun rasa sakitnya makin menjadi dan tiba tiba, kira kira jam setengah 8 malam, keluar darah dan cairan yang cukup banyak, kembali ke bidan, dan bidan menyarankan untuk langsung ke rumah sakit..

Jam setengah 9 malam, sampai di RS happyland yogyakarta, masuk ruang IGD, setelah pemeriksaan, ternyata cairan yang keluar adalah air ketuban, dokter jaga langsung menyarankan untuk rawat inap, karena memang, ada batas waktu sejak air ketuban rembes, sampai kamar inap, rasa sakit makin menghebat, namun saat di lakukan pengecekan bukaan tidak juga nambah, sepanjang malam merasakan sakit yang terus datang dan pergi, rasanya sungguh tidak nyaman dan ingin menyerah, pengen sesar aja.. Tp suami terus mendampingi, dan menyemangati, bahkan ikutan begadang semalaman, ngelusin punggung.. Sepanjang malam, sakit yg dirasakan datang dan pergi, sensasi luar biasa.. Sampai setengah 5 pagi, setelah cek pembukaan, tetap pada angka 1, mulai frustasi merasakan sakit, akhirnya aku menangis, jam 5 pagi rasa sakit terasa lebih amazing, pinggang seperti mau putus dan kram, sepanjang malam diadakan pemeriksaan, ternyata sudah bukaan 3, tidak lama lalu bukaan 4, karena sudah bukaan 4, lalu dibawa ke ruang bersalin, di ruang bersalin dokter sebenarnya sudah datang, tapi karena masih bukaan 4, akhirnya dokter memutuskan pulang dl, karena tiap pembukaan biasanya memakan waktu 1 jam.
Karena ketuban sudah rembes, maka larangan mengejan diperkuat, jangan mengejan, tarik napas panjang, hembuskan putus putus, sayangnya ini tak bertahan lama, karena semalaman belum tidur dan memang belum makan apapun, maka tidak ada tenaga rasanya.. Rasa sakit semakin luar biasa keinginan mengejan semakin besar, setelah di cek ternyata sudah bukaan 7, padahal belum ada 5 menit sejak masuk ruang bersalin, tidak lama kemudian, sudah bukaan 9, bidan dan suster langsung menghubungi dokter untuk kembali ke rumah sakit.. Jarak antara bukaan 4 dan bukaan 9 hanya sekitar 15 menit, dan aku semakin menggila menahan keinginan untuk mengejan, sering gagal dan terus menerus air ketuban keluar seiring aku mengejan, karena mengejan ini refleks, nafasku seperti mau habis, kepalaku pusing, badanku gemetaran, suami terus d samping menyemangati, untuk bertahan, saat bukaan 10 dokter belum tiba, aku menunggu beberapa waktu lamanya, ketika dokter datanh aku di suruh mengejan, tapi yang aku rasakan adalah lelah, ngantuk, capek, mataku berat, aku mulai menutup mataku disaat seharusnya mengejan, tapi suami terus mengguncang supaya aku terjaga, kontraksi tidak juga datang, rasa lelah lebih besar, dan rasa ngantuk lebih besar, aku mulai menutup mata dengan napas yang tinggal satu satu, dokter memutuskan menggunakan induksi setelah bukaan lengkap.. 45 menit setelahnya lahirlah seorang anak tampan yang luar biasa... Diberi nama Graciello Maleakhi Sabandar, el, kami memanggilnya.. begitu keluar el langsung menangis dan pup.. Lalu IMD selama 2 jam, selama IMD di jahit robekan bekas keluar el, kata suami, setelah kepala el keluar, badannya langsung muter sendiri, tidak ada rasa apapun saat di jahit, dan benar, saat melihat el lg nyari puting, semua rasa sakit hilang, gone.. Lenyap... Di jahitpun udah g kerasa.. Betapa luar biasa cara Tuhan.. Dia tidak menghilangkan rasa sakit selama prosesku, tapi sungguh Dia memampukanku melewati proses bersalin yg luar biasa ini.....
Selamanya Tuhan itu baik..